Sabtu, 26 Februari 2011

Otak Atik Matik


               Kalau sudah bicara tentang Matematika, pikiran kita didesaki berbagai macam rumus dan angka-angka yang bisa membuat otak kita pusing sepuluh keliling. Selama ini banyak orang menganggap Matematika adalah ilmu hafalan rumus. Inilah salah satu penyebab dominan yang menyebabkan banyak orang menganggap Matematika itu sulit. Padahal anggapan ini tidak sepenuhnya benar. Matematika adalah ilmu yang memainkan logika kita. Rumus tidak perlu sepenuhnya kita hafalkan, karena ini akan menumpulkan logika kita (Dhea Arokhman), yang paling penting adalah kita mengerti konsepnya. Kalau sudah begitu, walau kita lupa dengan rumus yang ada, kita tetap bisa menjawab soal, karena kita memahami konsep.
                Matematika adalah ilmu yang melatih kreativitas kita. Ya, dalam menyelesaikan suatu soal Matematika, kita dituntut untuk kreatif, berimajinasi, mengembangkan dan mengotak-atik rumus yang ada, melatih intuisi, meprediksi, dan mencoba-coba. Asyik, bukan??
                Sadarkah kita, dalam menjawab soal Matematika (khususnya soal cerita), kemampuan komunikasi kita dalam bahasa diuji?? Kebanyakan dari kita mungkin tidak sadar, atau mungkin sadar tapi masa bodoh. Terlepas dari sadar atau tidak, tapi inilah kenyataannya. Dalam Matematika kita juga dituntut untuk bisa memahami soal, mengerti pokok masalah dan bagaimana menyelesaikannya.
                “Banyak jalan menuju Roma”, ungkapan ini juga berlaku dalam Matematika. Dalam menyelesaikan suatu soal Matematika, kita tidak dibatasi untuk menjawab soal tersebut, artinya kita bebas memilih cara untuk menyelesaikan soal tersebut (kecuali jika ada perintah dalam soal), asalkan jawabannya benar dan cara yang kita gunakan logis.
                Terlepas dari misteri dalam Matematika yang menimbulkan berbagai persepsi dalam masyarakat, pembelajaran Matematika tidak lepas dari peranan guru sebagai pengajar. Dalam menyampaikan materi Matematika yang terkadang abstrak, guru haruslah pandai-pandai mengkongkretkan objek Matematika, karena sebenarnya Matematika adalah ilmu yang berkaitan erat dengan kehidupan realita kita.
                Menurut hasil survei kepada siswa-siswi SMPN 1 Tulungagung, 60% siswa menginginkan metode pembelajaran Matematika yang santai, dengan games-games serta rumus yang simple (Faradita M.S. 2010. “Membongkar Misteri Matematika dalam Benak Siswa”). Nah, bagaimana caranya untuk memenuhi keinginan siswa ini? Itulah yang menjadi PR para pengajar mata pelajaran Matematika kita.
                Sekarang gimana? Mau mencintai Matematika nggak?? Kalau nggak mau, sampai kapan kita akan terjebak dengan persepsi “Matematika adalah ilmu yang sulit”? Memang sih, kita tidak bisa memaksakan seseorang untuk menyukai sesuatu, tapi setidaknya kita harus berusaha untuk mencapai apa yang kita mau. Man jadda wajadda! Siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil! Ingat, apa pun yang kita lakukan, jika kita landasi dengan perasaan cinta, pastinya semua terasa gampang, soalnya kalau sudah cinta, apa pun akan kita lakukan untuk cinta kita itu (kok jadi nglantur, ya? Hehe…) Ok, kalau gitu, chayoo terus buat pendidikan Indonesia!!!

1 komentar:

  1. Faradita ... :D .. kunjung balik ya .. :D
    yuniorishandsome.blogspot.com

    BalasHapus